Home » » Perilaku Menyimpang Pada Kucing

Perilaku Menyimpang Pada Kucing

Written By s'sinta on Rabu, 26 Mei 2010 | 06.08



Ada beberapa faktor mengenai tingkah laku kucing yang sedikit menyimpang dari kebiasaan normalnya, terutama yang terjadi dalam kasus ini adalah tingkah laku yang menyimpang dalam tingkah laku makannya. Sifat ini disebut sebagai kanibalisme. Ada beberapa tingkah laku makan pada kucing baik terlihat secara normal ataupun tidak normal.

Copropagia
Copropagia adalah tingkah laku dalam memakan kotorannya sendiri.Tapi hal ini adalah normal saat induk kucing dalam mengasuh anak-anaknya saat berumur kurang dari 30 hari, Maksud hal ini adalah sang induk menstimulasi daerah urogenital sekaligus membersihkan daerah perineum. Saat inilah sang induk memakan produk-produk buangan anaknya diantaranya feces dan urin. Disamping itu, copropagia bisa menjaga kebersihan dan mengurangi bau pada box/ keranjang/ kandang. Tingkah laku ini menjadi tidak biasa apabila sang induk terus melakukan copropagia setelah anak sapih.

Kanibalisme/ infantisid
Kanibalisme atau infantisid seringnya menjadi tingkah laku yang normal pada kucing jantan dan betina. Induk menjadi kanibal ketika anak abortus, anak yang lahir mati, ataupun anak sangat lemah. Hal ini terjadi untuk mengurangi penyebaran penyakit kepada anak-anak kucing , yang masih sehat, menjaga kandang/box tetap bersih, dan menjaga secara optimal anak-anak kucing yang masih sehat. Di sisi lain, sang induk mendapat keuntungan secara nutrisi dari mengkonsumsi anak yang mati. Kadang-kadang sang induk akan membunuh anak-anaknya yang tampaknya sehat. Faktor lingkungan yang menyebabkan anak-anak memperlihatkan gejala awal sakitnya ( seperti lemas, tidak mau beraktivitas, hipertermia atau hipotermia) memicu terjadinya kanibalisme atau infantisid. Induk yang stres, pemberian makan yang salah,dan kekurangan hormonal turut memberikan kontribusi dalam hal kanibalisme, sedangkan pengalaman sang induk tidaklah menjamin untuk tidak terjadinya kanibalisme.
Kucing jantan dalam hal kanibalisme tidak akan pandang bulu untuk membunuh anak kucing dan tidak ada kaitan dengan hal apapun. Hal ini terjadi ketika seekor kucing jantan yang kuat dan punya kuasa memasuki daerah baru dan menemui induk yang sedang menyusui anak-anak kucingnya. Sehingga kejadian ini menjadi hal tidak biasa karena adanya kehadiran kucing jantan.
Status kesehatan, managemen pakan, dan managemen pemeliharaan perlu ditinjau ulang terhadap induk-induk, terutama pada cattery atau breeder yang sering mengalami kejadian kanibalisme. Kucing jantan sebaiknya tidak memiliki akses untuk masuk ke daerah anak-anak kucing, untuk mengurangi terjadinya infatisid.

Memakan tanaman dan rumput
Memakan tanaman dan rumput adalah tingkah laku yang normal pada kucing. Banyak penjelasan yang dikedepankan untuk tingkah kucing yang makan rumput. Rumput tidak dapat dicerna dalam saluran pencernaan kucing, ini mengakibatkan iritasi lokal dan kadang untuk menstimulasi muntah. Jadi memakan rumput dapat menjadi purgative (obat pencahar) untuk mengeliminasi bulu atau bahan-bahan yang tidak tercerna lainnya.

Respon terhadap catnip
Aroma dari catnip (Nepeto cataria) dapat membuat kelakuan kucing menjadi sedikit liar 5- 15 menit setelah terpaparnya aroma itu. Kucing menjadi keras kepala selama 1 jam atau lebih setelah respon inisiasi dimulai. Ini karena adanya bahan aktif cis-transnepetalactone, yang dapat memberikan aksi seperti zat halusinasi meskipun stimulus syaraf pusat berkaitan dengan estrus/ birahi. Respon yang diberikan kucing terhadap catnip dengan cara menggosok-gosokkan kepala dan bergeleng-geleng, berair-liur, menatap, kulit bergetar, berguling-guling, berlompat-lompat. Hanya 50-70% kucing yang menunjukkan tingkah laku ini. Apabila paparan dari catnip ini diperlama akan memasuki stadium lanjut yakni kehilangan kesadaran sebagian.

Mengunyah bulu
Termasuk tingkah laku yang abnormal pada kucing.Tingkah laku ini mulai tampak pada saat pubertas, yaitu ketika kucing mulai menjilat, mengisap, mengunyah atau memakan bulu atau bahan-bahan kain. Kucing yang seperti ini, akan mencari bau lanolin atau keringat orang, atau merupakan manifestasi dari lanjutan menyusu. Genetik ini kuat pada kucing Siamese, silangan Siamese, Burmese. Mengunyah bulu dapat diatasi dengan mengeliminasi akses terhadap benda-benda yang dapat menarik perhatiannya dan dengan manipulasi tingkah laku, atau dengan makanan yang berserat tinggi atau menyediakan selalu dry-food.


sumber: http://scalamedia.net



Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Perawatan Kucing - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger