Diambil dari: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=128581
''Binatang adalah teman yang menyenangkan, selalu ada, setia, dan tak pernah bertanya-mengluh ataupun mengkritik kita''. Itu mungkin yang menyebabkan banyak orang sayang dengan binatang peliharaannya. Kurnia Ito asal Surabaya ini akhirnya mendirikan Pondok Kasih Kucing Persia. Seperti apa?
CANDRA GUPTA, Kuta
---
KETIKA melintas di bilangan Jalan By Pass Ngurah Rai, Kuta, Badung, dekat Simpang Siur awal pekan ini, tanpa sengaja pandangan koran ini tertuju ke sebuah bangunan di selatan jalan dengan dominasi warna hijau.
Selain warnanya nyentrik layaknya hunian seniman, di sana ternyata ada tempat praktik dokter hewan. Bukan tempat jualan barang seni ataupun kos-kosan yang awal dipikirkan.
Setelah berhenti sejenak, koran ini melempar tanya kepada seorang pemuda yang kebetulan baru turun dari mobil. Ternyata, tempat itu adalah Pondok Kasih Kucing Persia. Rasa penasaran pun makin ke ubun-ubun. "Di dalam mas, kucing-kucingnya," ucap pemuda tersebut.
Koran ini pun melangkahkan kaki ke bangunan yang dimaksud. Bangunan tiga lantai dengan belasan kamar dengan pendingin ruangan (AC) tersedia. "Darimana, ya?" tanya seorang ibu paruh baya yang belakangan diketahui bernama Kurnia Ito. Dialah pemilik Pondok Kasih Kucing Persia tersebut.
Setelah memperkenalkan diri, ibu satu anak yang lama tinggal di Jepang, itu dengan ramah mengantar koran ini untuk sekadar tengak-tengok ke dalam pondok tempat pemeliharaan kucing. Pondok yang begitu luas, lebih menguntungkan jika disewakan atau dijadikan tempat kos daripada sekadar memelihara si meong (kucing).
"Saya merasakan kebahagian di sini (memelihara kucing). Kalau saya koskan, saya tidak bisa jamin apakah orang baik-baik yang tinggal. Bagaimana kalau teroris? Kan begitu mudah buat KTP," jawabnya.
Di satu ruangan di lantai bawah yang lumayan luas berpendingin ruangan, ada belasan kucing asal Iran dengan tampilan wajah lebar, hidung pesek dan bulu lebat terlihat begitu nyaman dalam pemeliharaan. Jelas Ito, kucing yang ada di dalam ruangan tersebut bukan kucing kelas satu. "Yang bagus ada, dititip orang indekos saya di rumah di Canggu," ungkapnya.
Di Pondok Kasih Kucing Persia ini, selain melayani adopsi--istilah untuk penjualan kucing--juga ada indekos, main, cari jodoh, tukar info seputar kucing ataupun pertemanan sesama cat lovers (pecinta kucing). "Saya tidak melihat berapa besar biayanya. Ini bentuk kecintaan saya terhadap kucing," ujarnya.
Dia pun merinci untuk indekos kucing per harinya di banderol Rp 20 ribu. Apabila pemilik tak menyiapkan makanan tarifnya menjadi Rp 25 ribu. Nilai yang ditawarkan memang termasuk murah. Sebab banderol harga makanan kucing sekotak saja senilai Rp 65 ribu.
Sementara grooming tergantung shampoo yang digunakan. Paling mahal Rp 50 ribu. Dia mengatakan, nilai itu sekadar untuk mengganti bahan atapun peralatan yang digunakan. "Kalau di luar bisa lebih mahal. Untuk perkawinan kucing saya tidak menerima uang. Cukup disediakan makanan kucing dan vitamin. Kalau di luar bisa Rp 500 ribu dan kucingnya tidak dirawat dengan baik. Hanya ditaruh di kandang berdua sampai kawin," jelasnya.
Soal adopsi kucing, wanita asal Surabaya itu tak sembarang melepas kucingnya. Dia harus melihat karakter orang yang mau mengadopsi dulu. Di samping itu vaksin dan waktu menyusui kucing ke induknya haruslah cukup. Waktu adopsi ditetapkan bila si kucing telah berumur tiga bulan.
Tanggungjawabnya terhadap kucing miliknya yang diadopsi tak sampai di situ. Ito mengaku terus memonitor. Semisal sekadar telepon atau bertemu dengan pengadopsi kucingnya. Bila perawatan yang didapat si kucing buruk, Ito tak segan-segan menarik kembali kucing tersebut dan mengembalikan uang adopsi yang telah dikeluarkan oleh pengadopsi.
"Adopsi hanya pergantian biaya pemeliharaan dan vaksin awal. Sekitar satu juta lebih adopsi per ekor. Kalau di luar yang paling murah kisaran Rp 3 juta. Kalau kelas satu bisa mencapai puluhan juta," ujarnya.
"Kalau si kucing disayang dan bisa memberi kebahagian kepada yang memeliharannya, di sana kepuasan batin saya. Kecintaan dengan kucing banyak manfaatnya. Mempelajari sehat, sakit, dan mati, antara ada dan tiada," tambah wanita yang mulai cinta kucing Persia sejak Oktober 2005 silam.
Apa yang dikatakan Ito dibenarkan Amy dan anakya Nadia. Jelas Amy yang menetap di Jimbaran, dirinya mengadopsi kucing usia enam bulan yang diberi nama Ryu dengan banderol miring. Di samping merasa memiliki anggota keluarga baru dengan kemunculan Ryu, hidup mereka berdua terasa lebih bermakna.
Ditambahkan, setiap problem tentang kucing bisa ditanyakan ke Ito tanpa dipungut biaya sepeser pun. Dari tukar info seputar kucing, biasanya dilayani via pesan singkat, telepon maupun email.
sumber: jawapos.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar