Seperti yang dilakukan Qori di Stasiun Klender, Jakarta Timur. Satu- persatu ia mendatangi kucing-kucing liar dan memberinya ikan asin. Perhatian Qori tak sebatas memberikan makan saja. Jika salah satu kucingnya sakit ia dengan penuh kasih sayang akan membawanya ke rumah sakit.
Dalam perbincangannya dengan SCTV, Sabtu (10/7), mulanya Qori yang memang penyuka binatang sering merasa iba jika melihat kucing liar di jalanan. Apalagi ia juga sering melihat orang memperlakukan kucing tak layak, seperti disiram dengan minyak panas.
"Kucing tersebut awalnya dipelihara di rumah. Tapi karena orang yang memeliharanya tak bertanggungjawab kucing dibuang ke jalan dan populasinya terus bertambah," kata Qori.
Di rumahnya Qori merawat 24 ekor kucing. Kucing-kucing ini awalnya sangat tidak terurus, bulunya rontok, kurus kering atau kakinya pincang karena tertabrak kendaraan. Tapi berkat kesabarannya Qori berhasil mengubahnya menjadi kucing-kucing cantik dan menjuarai kontes.
Perhatian dan kasih sayang Qori tak sebatas itu, bersama teman-temannya ia mendirikan komunitas peduli kucing. Komunitas ini didirikan 13 Januari 2010. Jumlah anggotanya, menurut catatan situs jejaring sosial Facebook sudah mencapai 500 orang.
Komunitas ini selain menyelamatkan kucing, juga memberikan pendidikan kepada pemilik bahwa saat memelihara mereka harus bertanggungjawab dengan peliharaannya. "Harus menerima sebagai bagian dari keluarga, bukan binatang," katanya. "Usia kucing bisa mencapai 20 tahun," imbuhnya.
Dengan sikap seperti itu Qori mungkin layak disebut sang pejuang kucing. Meski tak sedikit pula celaan yang harus diterima Qori atas kepeduliannya merawat kucing.
Sementara itu, Umi, pemelihara kucing, memberi tips bagaimana memelihara hewan itu. Setelah berkonsultasi dengan pakar kucing, Umi memperoleh pelajaran, yakni sebaiknya kucing mendapat perawatan setiap hari supaya sehat. "Dimandikan dan disisir," kata Umi.
Karena kegemarannya memelihara kucing, Umi sering mengikutsertakan binatang peliharaannya mengikuti kontes hingga ke Borneo, dan Malaysia. Menurut dia, sebelum ikut kontes kucing harus memiliki sertifikat untuk mengetahui silsilah hewan tersebut.
Dua bulan sebelum perlombaan kucing dirawat dan diberi vitamin, serta dilatih bermain. "Juri biasanya melihat kucing itu aktif atau tidak. Kemudian mulutnya dibuka, diperiksa giginya, diteliti jarak telinganya sempurna atau tidak," katanya.
sumber: http://id.news.yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar