BLORA - Apa yang tejadi kalau kucing menikah? Ya, itulah yang dilakukan petani di sebuah desa di Blora, Jawa Tengah. Karena dilanda kekeringan panjang, mereka melakukan ritual mantu (menikahkan) kucing. Mereka berharap dengan menggelar ritual itu, hujan akan segera turun, yang akan digunakan untuk mengairi sawah.
Kamis (25/11/2010) pagi tadi, warga desa Growong, Blora, berkumpul untuk menikahkan sepasang kucing jantan dan betina. Hal itu bagian dari ritual mantu kucing yang sudah turun menurun dilakukan. Sebelumnya warga juga harus mengarak kucing jantan keliling desa.
Dengan menggunakan becak hias, kucing jantan pun diarak keliling desa dengan diikuti dengan kesenian barang, rebana, dan warga yang membawa sesaji berupa buah serta hasil bumi.
Sesampainya di kediaman kucing betina, kemudian kedua kucing tersebut dipertemukan untuk dinikahkan. Perangkat dan suasana ritual ini sama persis dengan nikahan warga, di mana ada penghulu dan juga wali nikah untuk sang kucing.
Meski sederhana, namun warga desa Growong sangat antusias melakukan ritual ini, mengingat petani desa Growong hingga saat ini belum bisa menanam karena kelangkaan air.
Setelah semua ritual dilakukan, kemudian giliran sesaji mantu kucing diberi berkah dengan dibacakan mantera oleh perwakilan petani sebelum akhirnya diperebutkan kepada seluruh warga yang hadir.
Salah satu petani, Imam Supardi, menyatakan ritual seperti ini layak dilestarikan, mengingat makin banyaknya kearifan lokal yang hilang bahkan punah dari masyarakat, karena kurang pedulinya masyarakat untuk menurunkan ke generasi penerus.
Kamis (25/11/2010) pagi tadi, warga desa Growong, Blora, berkumpul untuk menikahkan sepasang kucing jantan dan betina. Hal itu bagian dari ritual mantu kucing yang sudah turun menurun dilakukan. Sebelumnya warga juga harus mengarak kucing jantan keliling desa.
Dengan menggunakan becak hias, kucing jantan pun diarak keliling desa dengan diikuti dengan kesenian barang, rebana, dan warga yang membawa sesaji berupa buah serta hasil bumi.
Sesampainya di kediaman kucing betina, kemudian kedua kucing tersebut dipertemukan untuk dinikahkan. Perangkat dan suasana ritual ini sama persis dengan nikahan warga, di mana ada penghulu dan juga wali nikah untuk sang kucing.
Meski sederhana, namun warga desa Growong sangat antusias melakukan ritual ini, mengingat petani desa Growong hingga saat ini belum bisa menanam karena kelangkaan air.
Setelah semua ritual dilakukan, kemudian giliran sesaji mantu kucing diberi berkah dengan dibacakan mantera oleh perwakilan petani sebelum akhirnya diperebutkan kepada seluruh warga yang hadir.
Salah satu petani, Imam Supardi, menyatakan ritual seperti ini layak dilestarikan, mengingat makin banyaknya kearifan lokal yang hilang bahkan punah dari masyarakat, karena kurang pedulinya masyarakat untuk menurunkan ke generasi penerus.
sumber: http://news.okezone.com
NB from admin: Yah meski saya pribadi kurang setuju ya dgn ritual seperti ini, tapi satu hal yg ingin saya bilang.... Pengantennya kiut-kiut beneeeeeeeeeeeeeer!!! :D
0 komentar:
Posting Komentar