Selain menjadi predator, hewan-hewan pengganggu juga bisa menyebarkan bibit penyakit dari luar. Saat maraknya flu burung, sempat ada kekhawatiran terkait bertambahnya populasi burung koak liar yang bersarang di pohon-pohon KBS. Begitu pula kucing dan tikus. Dua hewan ini dikhawatirkan bisa menularkan penyakit sekaligus jadi predator.
Sejak dibentuk tim Densus Kucing dan Buser Burung serta Tikus, masing-masing bertugas dengan beragam inovasi untuk mengurangi populasi hewan-hewan pengganggu dan predator itu. ”Untuk mengusir burung koak, kita pasang getah di pepohonan agar mudah ditangkap. Untuk tikus, kita tembaki dengan senapan angin,” kata SAEROZI.
Untuk hewan kucing, SAEROZI mengaku cukup kewalahan. Pernah populasi kucing hampir nihil di KBS, tapi tiba-tiba muncul drop-dropan lebih dari 50 ekor kucing dari sebuah rumah sakit di Surabaya. Saat ini kucing-kucing itu beranak pinak di KBS dan untuk memindahkannya bukan hal yang mudah karena sebelum direlokasi, harus dipastikan kucing-kucing itu tidak membawa bibit penyakit.
SAEROZI berharap masyarakat juga punya kesadaran, KBS bukannya tempat untuk membuang hewan yang tidak bisa diurus atau merugikan manusia. Membuang hewan di KBS justru malah merugikan buat satwa KBS sendiri.
sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net
0 komentar:
Posting Komentar