Awalnya, kami terganggu suara eongan kucing sepanjang hari. Induk kucing yang masih muda berbulu hitam-putih itu, rupanya mencari-cari anaknya yang hilang. Anak kucing, yang juga berbulu sama, yang beberapa hari sebelumnya disusuinya, di garasi rumah mertuaku.
Sepanjang hari, kucing itu mencari-cari anaknya, di garasi dan di halaman depan. Sesekali dia melongokkan kepalanya ke lubang pembuangan air hujan, dalam garasi.
“Mungkin ada kucing lain yang memakan anak kucing itu,” kata istriku, melontarkan dugaannya.
“Mungkin juga dimakan tikus dalam lubang pembuangan air,” timpal adik iparku, menganalisis. Memang, posisi terakhir anak kucing itu berada, di dekat lubang pembuangan air hujan –yang kebetulan sedang kering, karena sudah berhari-hari tak hujan.
Aku sendiri malah menduga, anak kucing itu diambil anak-anak, dan dimainkannya.
Terjawab sudah
Keberadaan anak kucing yang hampir 24 jam hilang itu akhirnya bisa dipastikan, setelah kami mendengar eongan lemah dari dalam lubang pembuangan air, sekitar jam setengah 10 malam (Sabtu malam). Anak kucing itu akhirnya menjawab panggilan induknya.
Induk kucing itu berusaha masuk ke dalam lubang pembuangan air, namun sia-sia.
Tubuhnya terlalu besar untuk lubang seukuran tangan orang dewasa itu.
Waktu kami lihat, kucing itu tampak melirik ke arah kami, dengan tatapan penuh harap. Ya, kami tau, induk kucing itu minta uluran tangan kami untuk membantu mengembalikan anaknya.
Penyelamatan
Aku coba cek posisi anak kucing itu, dengan merabanya dengan tangan kananku.
Ternyata, anak kucing itu tersangkut di belokan pipa paralon 2 inci saluran air hujan. Tak bisa masuk, tak bias keluar. Tanganku meraba benda lembut. Mungkin perut anak kucing itu. Tapi… apa yang lengket-lengket bau itu ya? Ternyata, waks! Ee kucing!
Karena anak kucing itu tak mungkin ditarik paksa, karena bisa mengakibatkan tercerai berainya bagian tubuhnya, aku menempuh cara lain.
Pertama, aku mencoba mencopot lantai teraso yang ada di atas saluran itu dengan pahat beton. Ternyata, susah sekali. Semenannya begitu keras.
Lalu, aku pun dapat ide! Kenapa pipa paralon yang vertikal itu tidak dipotong saja dengan gergaji besi? Lalu, aku potong pipa itu di dua bagian, sepanjang 15 senti. Setelah potongan pipa disingkirkan, tampaklah kepala kucing mungil yang dipenuhi serpihan gergaji.
Aku dorong tubuh anak kucing itu dari bawah biar dia sedikit ke atas, istriku menarik kucing itu lewat tengkuknya, dan … berhasil! Alhamdulillah, anak kucing
Stop Press!
Subuh ini, induk kucing itu kepergok tengah berburu tikus di garasi. Mungkin ini salah satu bentuk "terima kasih" kucing, dengan membantu mengurangi populasi tikus di rumah kami, sekaligus sumber protein bagi ybs.
Kucingnya berbulu hitam-putih seperti ini (yulian.firdaus.or.id)
0 komentar:
Posting Komentar