Kedatangan beberapa panitia beserta modin yang mengijabkan dalam manten kucing, Sekretaris Kecamatan Kedungwaru dan Drs Sugiyanto MSi, selaku ketua panitia ini guna memenuhi undangan dewan pimpinan MUI Kabupaten Tulungagung untuk melakukan permintaan maaf, khususnya kepada masyarakat Kabupaten Tulungagung dan kepada umat Islam pada umumnya.
Sempat terjadi perdebatan sedikit panas saat pengurus MUI melontarkan pertanyaan terkait surat himbauan yang dikirimkan MUI pada panitia sebelum festival diadakan. Sekcam yang menjawab bahwa ia tidak mengetahui adanya surat himbauan tersebut. Dan MUI juga mempermasalahkan Camat Kedungwaru yang tidak hadir dalam undangan itu dan hanya mewakilkan pada pengurusnya.
“Bupati saja sudah mau meminta maaf, kenapa pak Camatnya tidak mau hadir untuk meminta maaf,” kata Abu Sofyan Sirojuddin, selaku sekretaris umum MUI Tulungagung. Selang beberapa saat kemudian, nampak Camat Kedungwaru, Sugiyanto SH memasuki halaman gedung MUI.
“Sebelum acara dimulai, MUI sudah memberi surat himbauan kepada pihak panitia, bahwa hakekatnya dalam memperingati Hari Jadi Kabupaten Tulungagung yang ke-805, hendaknya panitia tidak melakukan kegiatan yang mengandung unsur maksiat kepada Allah SWT. Karena jika ditinjau dari sejarah budaya, Manten Kucing itu bukan budaya masyarakat Tulungagung. Jadi MUI keberatan jika hal itu dijadikan budaya masyarakat Tulungagung,” kata Abu Sofyan.
Dan MUI, tambah Abu Sofyan, jika mengeluarkan himbauan resmi tidak mempunyai tendensi apapun. Karena MUI tidak butuh pangkat maupun derajat di dunia.
Seusai rapat, Drs Sugiyanto, MSi saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya minta maaf atas keterlambatannya hadir karena sedang menyelesaikan masalah di Desa Bangoan. “Sebenarnya himbauan MUI sudah kami pahami, namun karena kami menganggap panitia penyelenggara sudah sering mengadakan acara tersebut sudah pasti mereka akan bertindak professional. Demi Allah, kami tidak ada unsur menentang MUI. Atas nama pribadi dan tim kecamatan Kedungwaru, kami minta maaf bila kegiatan yang kami lakukan dinilai melecehkan agama,” katanya.
Sementara itu, KH Hadi Muhammad Mahfudz, Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Tulungagung meminta pada panitia agar melakukan permintaan maaf secara tertulis atas nama tim, karena yang memperagakannya secara bersama (tim). “Kita memaklumi jika saat memerankan festival tersebut panitia sedang khilaf. Kita mohon agar tahun depan, meniadakan festival manten kucing tersebut dalam acara yang sama,” pinta Gus Hadi, panggilan akrabnya.
sumber: jurnalberita.com
lihat berita tentang Manten Kucing di artikel sebelumnya: http://kucing-online.blogspot.com/2010/11/nikahkan-kucing-secara-islam-bupati.html
http://kucing-online.blogspot.com/2010/11/tradisi-manten-kucing-tulungagung.html
0 komentar:
Posting Komentar