Menurut drh. Dordia Anindita Rotinsulu, praktisi hewan kecil dari Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, hewan peliharaan juga harus mendapatkan pakan dengan nutrisi, jenis, porsi, dan kebutuhan yang tepat, Jakarta, Kamis (30/12).
Secara alamiah, susu bukanlah makanan kucing. Selain itu kucing tak mempu mencerna laktosa. Jika dipaksakan bisa menyebabkan diare. Untuk anak kucing, susu biasanya bisa didapatkan langsung dari induknya.
Selain itu, kucing juga tak boleh memakan nasi. Saluran pencernaan kucing itu sulit untuk mencerna karbohidrat. Nasi memang bisa menjadi sumber energi, tapi tidak perlu terlalu banyak. Perbaiki dengan memberikan daging dan ikan yang kaya protein, terutama bagi kucing yang masih muda. Apabila ingin memberikan tulang, pastikan kita sudah mencincangnya hingga halus sebelum diberikan kepada kucing.
Memberikan makanan kucing juga tak boleh yang kering-kering. Pasalnya, bisa mengganggu saluran kemih. Mengapa? Sebab secara alami, kucing kurang peka terhadap sinyal haus sehingga sering kali mereka kurang minum. Dan memberikan makanan kering, hanya akan meningkatkan risiko gangguan saluran kemih.
Tak hanya nasi dan susu, terkadang hewan kesayangan dibiarkan mengonsumsi makanan sisa. Padahal hal ini tak disarankan. Selain tidak memiliki gizi yang baik, makanan sisa mengandung bakteri dan jamur beracun yang bisa membahayakan keselamatan hewan peliharaan kita.
Lain kucing, lain pula dengan anjing. Pecinta anjing umumnya sering memberikan tulang, namun sebelum dikonsumsi hendaknya tulang tersebut direbus untuk mematikan kuman. Tulang mentah dipercaya mengandung bakteri patogen seperti Salmonella dan E.Coli yang berbahaya bagi kesehatan si doggie.
Dalam merebus tulang hendaknya tak terlalu lama karena bisa membuat tulang menjadi mudah pecah dan melukai saluran pencernaan jika tertelan. Pilihlah tulang berukuran besar, seperti tulang paha sapi, supaya tidak dapat dimakan dalam sekali telan.(preventionIndonesia/MEL)
sumber: http://gayahidup.liputan6.com
0 komentar:
Posting Komentar